Paling
bontot dari empat bersaudara. Si bungsu yang kini telah remaja dan hampir menyaingi tinggi kakak sulungya. Si bungsu yang pernah menjadi
murid teladan di sekolahnya. Baju rapi yang tidak pernah terurai berantakan,
sepatu bersih lengkap dengan kaos kaki. Rok biru tua yang telah disetrika licin,
topi dan dasi seragam selalu. Culun? Tentu tidak. Rapi dan bersih.
Si
bungsu yang pernah jadi juara umum dan murid teladan juga pernah jahil. Menjahili
guru baru yang menurutnya tidak berkompeten di mata pelajaran yang beliau pegang.
#jam pelajaran IPS
Bungsu: “Bu guru, otoriteritu yang
kayak gimanasih?”
Ibu guru: “Otoriteritu..umm..”
(buka buku cetak IPS buru-buru)
Bungsu: “Ibu tau nggak sih sebenarnya?”
Ibu guru: “Iya, ibu tau dong.”
Bungsu: “Trus, ngapain kok buka-buka
lagi buku cetak?
Ibu guru: “Ibu cuman pengen mastiin
aja jawaban ibu sesuai buku ini.”
Bungsu: “Kalo kayak gitu sih,
kita-kita juga bisa kali Bu”. (buang muka ketemen sebelah
bangku sambil ngetos, senyumn gejek dan
angkat alis sebelah).
#jam pelajaran IPS hari berikutnya
Bungsu: “Ibu, saya mau Tanya. New
York itu di Negara manasih?”
Ibu guru: “New York ya? New york itu
di luar negeri, di sana kota nya besar, ya hampir samalah dengan Jakarta.”
Bungsu: “Bu, kan saya nanyanya New
York itu dimana, bukan New York itu bagaimana.”*pasang
muka sok cemberut
Teman bungsu: “Sum, itu kan ada jawabannya
di halaman 105. Ngapain nanya-nanya lagi ke bu guru?”
Bungsu: “Biarin aja, aku kerjaini bu
guru. Abisnya, dia gak tau gitu pake ngajar IPS segala.”
*beberapa
hari kemudian ibu guru yang sebelumnya mengajar IPS berhijrah dengan mengajar mata
pelajaran muatan lokal. Misi si bungsu berhasil.
Si
bungsu juga lumayan cerewat mengikuti celoteh versi kakak sulungya. Sering memprotes
segala ejaan kata dari sang ayah yang menurut telingaya tidak sesuai.
Ayah :“Sum, kamu itu jangan lebaii.”
Bungsu :“Aduh, Paaah.. bukan lebaii
cara ngomongnya. Tapi, lebay. Pake ye belakangnya. Bukan i.”
Ayah :“Kamu itu sum. Suka sekali protes
Bapak.”
Bungsu :”Kan bapak emang salah.
Aneh tau Pah dengernya”
Ayah:
*geleng-geleng kepala sambil senyum
Si
bungsu adalah mahluk paling sayang rupiah dibandingkan ketiga saudaranya. Pernah
memilah-milah baju bekasnya yang masih layak pakai untuk di jual kembali kesepupunya.
Lima ribu tiap lembarnya. Alhasil, hanya selembar baju yang laku. Kisah lain,
sibungsu mengumpulkan sisa tepung terigu, gula, margarin dan telur ayam yang
lolos dari timbangan ibunya di warung. Buru-buru ia menuju dapur dan mulai bergelut
dengan peralatan dapur.
Sulung: “Sum, ngapain?”
Bungsu: “Bikin kue kak, kue biji ketapang.
Mau gak?”
Sulung:
*muka bingung. “Baik hati banget kamu dek.
Boleh deh. Entar bawa ke ruang tengah yah. Lagi rame tuh nonton.”
Prosesi
memasak kue pun selesai. Si bungsu buru-buru ke ruang tengah.
Bungsu: “Nih, semua. Jangan malu mencoba.
Enak kok.” *sambil menyodorkan nampan berisi kue biji
ketapang.
Sulung: “Kok pake kemasan plastic
segala?”
Bungsu: “Emang, kan mau saya jual sama
kakak-kakak yang mumpung hari ini lagi pada ngumpul. Lima ratu saja kok perbungkusnya.”
*muka sumringah sambil memperlihatkan lima jarinya
Semua:
Menatap kearah bungsu, ada yang bingung, melongo, tertawa kecil, dan menghela napas
panjang.
Si
bungsu emang lebih unik di banding 3 saudaranya yang lain. Meski bungsu, tidak pernah
ia menanmpakkan sikap manja. Meski begitu ia tetaplah lebih peka dan sensitive.
Pernah, hanya Karena gaya berhijabnya, ia ditegur oleh abangnya. Tidak ada yang
salah dengan gaya hijabnya, hanya saja abangnya yang jahil dan tidak terlalu mengerti
hijab. Dari pagi hingga jelang tidur tak ada sepatah kata yang ia keluarkan.
Tunduk dan terkadang menangis. “Hai dek..
ini kan lagi lebaran..”
Si
bungsu juga suka menulis diari diam-diam di kamarnya. Tapi dasar abangnya yang
jahil dan iseng diam-diam membaca diari si bungsu. Malu? Otomatis. Tanpa pikir panjang
seluruh lembar diari habis di makan api. Si bungsu membakar diarinya sendiri.
Si
bungsu emang ngangenin. Celotehnya, gaya bicaranya, pemikirannya, dan ide-ide
konyolnya. Dan jempol buat si bungsu.Yang telah berani berhijab lebih awal di
banding kakak-kakaknya di waktu remaja.
Semoga
tetap menjadi si bungsu yang penyayang, manis, dan mandiri. Kakak kangen cerita-cerita
anehmu yang harusnya bisa di bukukan.