Daunku masih berjiwa, berfikir dan beralibi. Terbawa semilir
pagi menapaki pulau kenangan. Melewati derasnya arus kehidupan. Terapung,
sekuat hati agar tak kalah untuk tenggelam. Terkadang terbentur pada kerasnya
batu sungai yang hampir merusak
keindahanya. Masih. Aliran tantangan mengirimnya hingga muara. Berharap bahwa
aliran ini akan berakhir dan berujung lautan damai abadi. Belum. Bahkan jurang adalah
teman berikutnya. Terlempar dan melayang bersama gumpalan percikan kristal
cair. Yang mereka bilang air terjun. Hmm.., daunku tak lepas kendali. Bahkan ia
menikmati udara yang menghempasnya. Menatap pelangi yang sesaat tercipta.
Hingga arus kembali mengundangnya untuk bergandeng. Hingga purnama tiba, daunku
belum melihat muara. Sejenak ia terlelap bersama gelap, menulis mimpi dalam
sepi.
To Be Continue ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar